Pernah ada satu masa aku ingin menjadi seorang pelukis. Ketika melihat ada titik-titik bertebaran di atas kanvas yang putih bersih. Lalu entah bagaimana kau datang sambil membawa kuas dan banyak tube berisi cat air berwarna-warni. “Mari menciptakan garis bersama, siapa tahu jadi lukisan,” ajakmu. Dan aku mengikuti, menikmati olesan tangan-tangan itu mencipta garis demi garis.
Di masa lain aku ingin menjadi penyanyi. Mengimbangi alunan gitar yang kau petik malam demi malam saat menghitung bintang. “Baiknya kau yang bernyanyi, agar ku tak lelah minta ditemani bintang-bintang yang membisu,” pintamu. Lagi-lagi aku menuruti, mendendangkan bait demi bait.
Kemudian datang waktuku ingin menjadi penulis. Inilah saatnya aku ingin merekam semua momen sedih dan senang yang pernah kita lalui. Agar ingatanku yang buruk ini tak lagi menjadi pengganggu saat ingin kuceritakan pada semua orang betapa bahagianya aku mengenalmu.
Ada lagi masaku ingin menjadi penari, penyair, penggubah.. dan lainnya..
Lalu sekarang, aku ingin menjadi pembuat arloji. Ya, Arloji!
Arloji yang akan dipakai di seluruh dunia. Tak kusalahkan waktu yang tak bisa berhenti barang sejenak. Bahwa arloji sebagai penunjuk waktu itulah yang akan kusamakan di seluruh dunia. Mauku cuma sedikit, hanya ingin membagi detik-detik itu dengan porsi yang kuinginkan. Memperlambat ukuran detik ketika bersamamu, dan mempercepat ketika tak sedang bersamamu..
Bolehkan?
***
Ps: Pemanasan dikiiiit untuk PictFiction selanjutnya 😉
supermelow…
baru ngeh, kalo postingan ini se-mellow itu.. parah :d
boleh kok… boleh… 😀
mau diperlambat atau difreeze aja waktunya nda kalau lagi bersamanya?? 😛
Wahhhhh, neng Nda suka gitu. Saya ndak bisa melukis, malah dibilangin bisa melukis. Saya ndak bisa main main gitar, malah dibilangin bisa main gitar…Saya kan jadi malu diceritain ke teman-teman…wkwkwkwk..