Guilin, kota yang tampak seperti Lukisan

Tiap tahun, kantor saya ngadain travelling ke Luar Negeri. Kali ini saya jadi panitianya, dan setelah diskusi pilihan tempat dan konstrain budget saya pilih Guilin, China. Sebenernya saya milih karena pingin liburan jauh dari kota besar. Sudah cukuplah saya tiap hari menikmati macet di ibukota. Biar fresh!

Kenapa Guilin? karena konon katanya kotanya indah bagai lukisan.

Ini salah satu sudut kota Guilin.

ed_MG_4388

Kemana aja ke Guilin?

Hari pertama kami ke Yangshuo, ceritanya mau menikmati sungai Li. Selama disini cuacanya berkabut, jadi fotonya gak ada yang kece. Selama perjalanan bolak balik menyusuri sungai akhirnya foto-foto diri aja banyaknya. ed_IMG_6671

Malamnya kami sempat melihat Liu Sangjie Show. Menurut saya ini hukumnya wajib untuk dilihat. Keren banget! Pertunjukkan ini ada di alam terbuka, di atas air dengan latar belakang batu kars. Pertunjukkan ini  diperagakan oleh ratusan orang. Detail gambarannya bisa lihat di sini. Selama pertunjukkan sampai terkagum-kagum dan nggak berhenti mikir “kok bisa ya? keren banget!”

IMG_2412.JPG

Hari kedua pergi ke gua stalagtit stalagmit yang namanya Reed Flute Cave. Dibilangin gua seruling karena konon katanya dari mulut gua bisa dibuat jadi seruling. Sebelum datang kesini bayangan saya kalau yang namanya gua stalagtit stalagmit itu guanya basah licin, becek kayak gua Buni Ayu yang dulu saya pernah datangi. Taunya salah besar! Guanya kering, dan di dalamnya disinari lampu berwarna-warni. Yang saya kagumi dari Guilin ini, setiap tempat wisatanya punya “cerita” di baliknya. Jadi, sepanjang berjalan di  gua ini kami diberikan dongeng dengan background si stalagtit stalagmit. Contohnya foto di bawah. Kalau diperhatikan di bagian yang berwarna pink itu tampak seperti singa. Bagian ini ada di dekat pintu keluar, jadi diceritakan bahwa si Singa mengucapkan selamat jalan dan terima kasih kepada kita.

ed_MG_4535.JPG

Besok harinya lagi kami ke Yao Mountain. Ke atasnya menggunakan cable car. Lihat cable car yang nggak tertutup bikin deg-degan. Tapi, seru banget bisa lihat Guilin dari atas. Sayangnya,  lagi-lagi tertutup kabut jadinya ga bsa maksimal hasil fotonya. Ditambah lagi takut megang kamera karena takut jatuh plus ga sanggup buka sarung tangan karena dingin.

_MG_4806.JPG

Setelah itu ke ZhiZou Park. Taman ini indah banget. Ada bunga Mai yang sedang bermekaran, bunga ini mirip dengan sakura tapi kelopaknya lebih “mengumpul”. Cantik banget.

ed_MG_4866.JPG

Beruntungnya kami, di taman itu lagi bermekaran bunga Tulip. Jadi, bisa ngelihat langsung bunga khas Belanda ini.

ed_MG_4879.JPGMalam harinya sempat main ke Sun and Moon Pagoda yang dekat dengan tempat kami menginap. ed_MG_4663.JPGBanyak lagi sebenernya foto-foto indah di Guilin. Saya sampai punya stock foto diri sendiri cukup banyak hehe…

Salah satu yang saya kesulitan di Guilin adalah meyakinkan diri saya bahwa makanan yang disantap itu Halal. Di hari pertama saya masih makan mie khas Guilin yang memang restorannya klaim bahwa tidak ada bahan makanan tidak halal. Tapi di restoran lainnya saya ragu-ragu, meskipun tour Guide nya sudah bilang bahwa makanannya dijamin No Pork. Jadilah Gepuk dan teri kacang jadi lauk saya selama di Guilin.

ed_MG_4098.JPG

Oya, suhu di sana cukup dingin sejuk. antara 6 sampai 13 derajat celcius. Suhu segitu karena kami berangkat di tanggal 22-26 Februari 2016.

Soal belanja, kami ada dua tempat yaitu di West Street Yangshuo dan ZhengYang Pedestrian Street di Guilin. Jualannya sama aja dari kain-baju cheongsam, patung-patung dan souvenir dengan rajutan khas China. Saya sempat beli sarung bantal, pashmina dan beberapa pajangan teko mini. Untuk harganya cukup murah. Tapi, karena murah jadi menguras kantong :p Lebih murah di ZhengYang menurut saya, dan penjualnya lebih ramah.

Kalau ikut tour, biasanya di bawa ke toko pemerintahan. Saya  saranin sebelum pergi tanya dulu produk mereka apa saja supaya bisa spare uang lebih. Saya cukup menyesal ga beli teh atau produk Bambu dari toko pemerintahan, karena uangnya udah dipake buat beli yang kecil-kecil di pasar 😦

Overall, saya suka Guilin dan suasanya. Rasanya di setiap sudut itu indah dan menyenangkan. Saya lebih kagum lagi ke pemerintah China yang mampu mengelola pariwisatanya dengan hebat. Meskipun saya yakin kalau Indonesia nggak kalah indah, tapi kemudahan transportasi dan pengemasan pariwisatanya sungguh luar biasa.

 

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement

Liburan Bersama Balita ke Singapore (part 2)

Di postingan kali ini saya mau cerita soal teman menarik dan (mungkin) dikunjungi kalau jalan-jalan dengan anak Balita ke Singapore. Pertimbangannya saya pilih tempat ini adalah minim kerumitan kalau jalan berdua aja dengan anak Balita.

Pororo Park

Saya dapat info dari Merlyn kalau Pororo Park baru dibuka di Singapore. Langsung jadi list pertama yang saya masukin, karena Aka selalu ketawa kalau lihat Pororo. Dengan biaya SGD 32 per anak dan SGD 6 untuk pendamping dewasa, Aka bisa main selama 2 jam di sana. Setiap kelebihan 30 menit kalau nggak salah harus nambah SGD 5.

ed8

Ada beberapa permainan di sana, diantaranya kolam bola, rumah Pororo, ruang menggambar, atraksi boneka Pororo, nonton video dan kereta Express. Karena main bebas di sana, saya baru nyadar kalau Aka punya kecenderungan “Concern for Order”, dia nyusun-nyusnin cone rapih banget dan marah kalau diacak2, hahaha. Selain itu, saya nggak nyangka Aka berani naik kereta Pororo sendiri! Wuihhh, I’m a proud mama!

Sayangnya, waktu dua jam ya gak puas dengan berbagai permainan itu.

Singapore Art Museum

ed9

Tempat yang nggak sengaja didatengin. Tadinya Bunda mau belanja di Bugis, tapi kok ya nggak minat pas lihat barang-barangnya. Jalan terus ke arah Bras Basah, nemu gedung unik. Awalnya cuma niat buat foto-foto gedung, tapi lumayanlah pengen ngadem sebentar. Ternyata ini ketidaksengajan yang menyenangkan. Bayar SGD 10, dan seneng banget liat segala bentuk seni di dalemnya.

Mueseumnya menyenangkan karena interaktif. Ada bagian “Learning” yang ngajak pengunjung untuk ikutan membuat objek seni. Keren deh!

S.E.A Aquarium Resort World Sentosa

IMG_1219.JPG

Tempat favorit Aka! selama di dalamnya dia nggak berenti teriak “Wuuaaaaa Fiiisshhh” kenceng banget karena excited. Lari sana sini pindah dari satu aquarium ke aquarium lain dan selalu excited. Puas banget deh ke sini.

Tadinya, mau ajak Aka ke USS, tapi sayang udah banyar mahal tapi atraksi yang bisa dimasukin dikit. Belum lagi pake ngantri banget karena rame. Untungnya nggak salah pilih ngajak Aka ke sini.

Harganya? SGD20 aja! beli pake exclusive deal bareng pas beli SG tourist pass. Kalau beli langsung, pas weekend kayak kemarin harganya bisa SGD 68. Lumayan kan jadi lebih hemat.

Float @ The Bay

ed7

Lagi-lagi di luar itinerary yang dibuat. Naik boat  gara-gara paketnya bundling dengan exclusive deal nya tourist pass. Dengan SGD 15 aja bisa mengelilingi Singapore river malem-malem naik kapal disuguhi minuman dingin.

Sayangnya kemarin pas hujan, jadi foto-fotonya nggak jernih banget dapetnya. Aka? suka bangeet… ada musiknya dia sambil joget-joget. Apalagi pake hujan, tambah happy dia.

Chinese Garden

SAMSUNG CAMERA PICTURES

Taman yang guedeee banget. Bisa jadi alternatif kalau mau piknik dan foto-foto. Datang ke sini karena Ayah mau lihat museum kura-kura. Dan emang seneng banget lihat museumnya karena banyak berbagai jenis kura-kura meskipun menurut Ayah penanganannya kurang tepat.

Kalaupun nggak ke museum, sebenernya banyak reptil juga berkeliaran kayak kadal atau kura-kura di kolam. Sayangnya kemarin kita kehujanan, jadi nggak bebas explore tamannya.

Marina Bay

SAMSUNG CAMERA PICTURES

Daerah sini mah termasuk yang “wajib” kunjung ajalah.

Selain tempat-tempat di atas ya ke Orchard aja. tapi kayak Marina Bay yang jadi tempat “sekadar” lewat doang, berhubung saya juga nggak doyan belanja, hehe…

Nah, itu itinerary kemarin selama di Singapore. Sampai jumpa di cerita liburan keluarga lainnya 🙂

IMG_1142

Liburan Bersama Balita ke Singapore (part 1)

Rencananya adalah tiap awal tahun kami sekeluarga travelling ke tempat baru. Tapi, Ayah lagi susah dapet cuti sekarang, dan kemarin liburan yang direncanakan ke Bali jadi batal deh 😦 Gak dinyana, pas awal bulan Desember kemarin Ayah ada acara kantor ke Singapore. Dipikir-pikir daripada nggak liburan sama sekali mending “ngintil” Ayah. Tapi, ya judulnya “ngintil” berarti nggak bisa bareng terus-terusan. Dari 3 hari di Singapore, cuma 1 hari full yang bisa bareng Ayah, sisanya ketemu sore harinya aja. Praktis sebenernya ini acara Bunda & Aka travelling bersama.

Khawatir? iyalah pasti. Cita-cita dari dulu pengen solo travelling aja nggak pernah kesampean. Kali ini kudu jalan bawa si anak kecil yang full bergantung sama saya. Tapi, ya judulnya Singapore ya yakin ajalah. Selain emang udah pernah dan land transport nya Singapore kan udah bagus banget, jadi ya nggak bakal nyasar-nyasarlah.

Persiapan

Ceritanya Aka udah lebih gedean dibanding pas jalan ke Kuala Lumpur di awal tahun. Harusnya nggak khawatir lagi soal makanan, ngikutin makan Bundanya juga udah bisa. Tapi, botol minum nggak boleh lupa dibawa. Ternyata emang bener selama di sana Aka minumnya banyak banget.

Selain botol minum, yang perlu dibawa adalah Stroller. Awalnya pikir karena jalan berdua enakan digendong. Tapi, kalo gendong seharian dan Aka beratnya udah lebih 11 kg, Bundanya bisa sakit pinggang. Tapi si Ergo Carrier tetep dibawa buat jaga-jaga. Oya, saya bawa ransel yang isinya pampers dan baju gantinya Aka selama di jalan.

Transportasi

IMG_1257

Berhubung Ayah ada acara di Batam dulu, dan ke Singapore nya naik Ferry Boat, saya lebih milih ke Singapore langsung, supaya bisa lebih banyak jalan-jalan bareng Aka. Konsekuensinya, ya dari Bandara harus berdua aja bareng Aka ngebawa stroller, ransel plus koper. Rencananya naik taksi dari bandara ke Hotel. Sebenernya deket, dan biayanya estimasi sekitar SGD18 tapi ada airport charge, jadi minimum sekitar SGD28. Dasar emang emak-emak irit ya jadi kudu cari alternatif. Tadinya mau nekat naik MRT, tapi kok ya nggak mungkin dengan barang segitu banyak. Ternyata ada Airport shuttle dengan biaya SGD9 saja! Aka belum dihitung karena masih di bawah 3 tahun. Jadi, ini semacam bis kecil yang isinya buat sekitar 7 orang aja, trus nganterin dari Airport ke hotel mana aja di kota dengan biaya sebesar SGD9/orang. Murah kan? Kekurangannya emang nggak boleh bawa koper leboh dari 1 per orang dan pastinya jadi saling nunggu karena nganter orang duluan. Untungnya kemarin kita dianter duluan. Yaiy!

Oya, transport selama di SG saya beli Singapore Tourist Pass buat 3 hari. Biayanya SGD 20 untuk semua jalur MRT, LRT dan Bus. Ini rekomen banget deh, buat yang itinerary nya nggak terlalu fix kayak saya. kalo diitung-itung jadinya lebih murah sih. Dan pastinya nggak perlu ngantri buat beli dan balikin kartu tiap hari kalo beli per trip.

Hotel

IMG_1102

Hotel saya pilihnya yang paling dekat dengan stasiun MRT. Alasannya simple, kalo capek jalan-jalan siang, saya bisa ajak Aka pulang dulu buat istirahat. Dengan pertimbangan budget dan tempat tujuan wisata akhirnya saya pilih V Hotel Lavender (4star). Letaknya persis di atas stasiun MRT Lavender. Saya pesannya di Traveloka untuk 2 malam IDR 2.356.067.

Review-nya: kamarnya bersih, emang agak kecil (sekitar 3x4m), tapi lokasi mengalahkan segalanya deh! Deket stasiun MRT dan di sebelahnya ada kopitiam yang jual berbagai makanan halal.

Makanan

Selama di sana belinya McD, nasi hainam di kopitiam sama kaya toast. SG mah bukan tempat kuliner deh. Selain sulitnya nyari makanan halal, rasanya nggak pas aja di lidah saya. Hari kedua dan ketiga saya bahkan udah nggak nafsu makan 😦 Anw, rata-rata sekali makan itu SGD5 per orang.

Btw, postingannya ntar nyambung ke part 2 ya!

ed4.JPG