“Sibuk… nggak punya waktu… Semuanya cuma alesan untuk menunda dalam melakukan sesuatu”
Begitu denger kalimat itu saya langsung tertohok. Diem sebentar. Trus cengengesan karena yang dibilang oleh Mbak Ollie itu bener banget. Selama ini saya cuma punya niat, tapi sekedar “bersenda gurau” kalau bahasanya Mbak Ollie.
Siapa itu Mbak Ollie? Kenapa bisa ketemu dia? Dan bisa-bisanya dia “menghujam” saya dengan kalimat itu?
Jadi. Begini ceritanya…
Saya punya perhatian khusus pada pendidikan anak di Indonesia. Merasa bahwa sekolah di Indonesia pada umumnya nggak cukup membuat anak-anak di Indonesia itu tahu mau apa dia di masa depan. Banyak anak Indonesia bahkan tidak tahu apa sebenernya tujuan mereka sekolah, atau yang lebih parah lagi mereka tidak tahu apa cita-cita mereka. Nggak cuma itu, saya merasa masih banyak hal lain yang “kurang tepat” dari pendidikan di Indonesia.
Tahu ada masalah, saya pengen bantu. Niat mulianya “menyelamatkan generasi muda Indonesia”.
Keren kan?
Niat itu sudah dimulai sejak setahun lalu. Tapi, setelah setahun berlalu, itu cuma menjadi niat yang sekedar niat. Saya nggak tahu gimana memulainya. Akhirnya, atas nama kesibukan, saya menenggelamkan semua niat itu.
Sampai di awal tahun 2011 ini, saya memulai tagar #3things1day di twitter. Setiap malam sebelum tidur saya twit 3 hal yang saya syukuri pada hari itu. Cara itu buat saya berhasil memfokuskan diri pada kebahagiaan yang saya rasakan. Dari hari ke hari saya bisa melihat banyak hal yang patut saya syukuri. Bahkan di saat saya biasanya sedih, saya bisa melihat dari sisi yang berbeda dan saya akan mensyukurinya.
Dengan cara itu, saya merasa bahwa Allah ngasih banyak kebahagiaan ke saya. Banyak berkah yang tak terkira yang saya dapatkan. Dan, sudah saatnya saya membuat kebahagiaan ini menjadi lebih berkah lagi dengan membaginya pada orang lain. Saya janji sama diri saya kalau saya harus melakukan sesuatu.
Pada hari saya berjanji, hari itu juga Mbak Ollie posting di blognya tentang children education. Di akhir posting-nya dia bilang “If you think I can help you in any way for my concern in children education, or if you think you have the same concern, just leave a message in this comment box”
Begitu baca kalimat terakhir itu, instead of leaving message in her blog, I emailed her. Saya bilang saya punya concern yang sama dan saya kebingungan untuk eksekusi. Saya minta waktunya untuk berdiskusi. Nggak berapa lama, dia bilang boleh. Saya atur waktu dengan asistennya, dan saya dapat jadwal malam ini untuk ketemu Mbak Ollie di FX. Seneng banget, karena Mbak Ollie mau meluangkan waktunya. Saya juga merasa sangat beruntung dikasih dan dimudahkan jalan oleh Allah 🙂
Kebetulan, tadi siang saya juga ketemu Satrio yang saya tahu punya concern yang sama tentang pendidikan di Indonesia. Jadi, saya ajak dia juga untuk ketemu Mbak Ollie.
Sebelumnya saya pernah lihat Mbak Ollie di salah satu acara TEDx Jakarta. Tapi, sekedar ketemu saja, nggak sempet ngobrol banyak. Malam ini, saya ketemu lagi dan terkagum dengan perbedaan fisik yang saya lihat. Mbak Ollie makin langsing, cantik dan gaya 😉
Seriously, saya sampe grogi ketemu dia. Dia minta saya kenalin diri, saya malah langsung cerita soal children education 😀 Saya yang biasanya selalu ngerekam pembicaraan yang saya anggap penting di iPhone saya sebagai pengganti notulensi, tiba-tiba tadi lupa, karena terbengong-bengong ketemu dia.
Kita ngobrol santai, tapi bagi saya semuanya penuh inspirasi.
Waktu mulai obrolan tentang children education, dia langsung bilang “what can I do? What can I help?” Dan saya langsung bilang, saya pengen bantu memperbaiki pendidikan anak di Indonesia. Lalu dia Tanya “Goal yang lebih spesifik apa? Maunya apa?” Saya langsung bingung. Tiba-tiba saya disadarkan kalau semuanya masih blurry. Nggak ngebiarin saya bingung lebih lama, dia lalu bilang “Make campaign, mulai dari hal yang sederhana”.
Mbak Ollie lalu cerita soal banyak cerita contoh-contoh nyata yang dimulai dari sesuatu yang sederhana. Salah satu ceritanya adalah tentang aunty-nya. “Tahu PKK kan?” katanya, “aunty saya itu sukses dari PKK”, awalnya saya nggak ngerti maksudnya, lalu dia melanjutkan “Sesederhana merapihkan halaman, tetangga lihat lalu ditiru. Dan selanjutnya semakin banyak yang niru. Sampai sekarang aunty-nya diundang untuk bicara di forum internasional, karena PKK itu sendiri kegiatan bagus untuk meningkatkan derajat wanita”.
Dia cerita banyak contoh lain. Seperti coin a chance nya Hanny. sampai dengan kegiatan books for Hope-nya Grace.
Sepanjang dia cerita, saya dan Satrio senyum-senyum aja. Kita juga cerita, gimana seringnya kita punya ide dan sering gagal waktu eksekusi dan pada akhirnya kita biarkan itu hilang. Mbak Ollie lalu cerita soal bisnisnya. “Bisnis saya itu ya nggak mungkin nggak gagal. Pasti ada masanya lagi turun. Tapi, giving up is not an option. Karena yang saya lakukan itu passion saya, saya terus maju. Perfection is journey.” Lagi-lagi saya dan Satrio Cuma bisa senyum karena alasan gagal itu cuma excuse karena kita ya sekedar nggak mau aja nerusinnya. “Sibuk… nggak punya waktu… Semuanya cuma alesan untuk menunda dalam melakukan sesuatu” Mbak Ollie lanjutin lagi, “Made a time! Seperti yang kalian lakukan sekarang buat ketemu saya karena concern tentang pendidikan, itu semua kan sebenernya kalian mau ‘made a time’ di tengah-tengah kegiatan kalian”
Trus tiba-tiba di tengah obrolan dia bilang. “Kalau kalian mau melakukan sesuatu, buat outline kegiatannya dan bikin schedule” Kita ngangguk-ngangguk dengerinnya, trus tiba-tiba dia nambahin “Nah, kalian juga buat outline & schedule ya.. pakai mind map bisa.. besok sore email ke saya outline & schedule-nya. Email me tomorrow, or never email me forever!” Kita kaget dengan tantangan dia. Nggak kebayang langsung ditantang begitu. Tapi, saya dan Satrio sadar, kalau kita nggak langsung buat, semangat kita bakal nguap begitu saja. Mbak Ollie juga bilang “Saya ini jago ngomporin loh.. nanti saya tagih janji kegiatan kalian” Saya rasa dia benar. Ngobrol sama dia saya berasa ‘panas’ pengen melakukan sesuatu yang real, kayak abis dikomporin 😀
“Niat saja nggak cukup. Sholat aja kalau Cuma niat, tapi nggak dilakuin ya nggak cukup. Kalau kalian nggak melakukan, semua obrolan yang kalian lakuin itu ya cuma senda gurau aja”,katanya.
Tapi, dia nggak sekedar ngomporin kok. Mbak Ollie juga ngasih tahu kira-kira apa yang bisa kita lakuin. Sistem pendidikan dengan project base yang biasa dilakukan sekolah multinasional, bisa jadi ide program. Kita juga diminta cari inspirasi dari kegiatan-kegiatan yang ada di luar negeri.
Nggak cuma cerita soal pendidikan anak di Indonesia, dia juga cerita bagaimana dia bisa menangani bisnisnya yang banyak itu. “Aku ngelakuin banyak hal, tapi semuanya yang aku suka.. books, writing, hanya hal-hal yang terkait passion-ku. Jadi, aku seneng mengerjakannya”. Lalu, saya tanya dia tidur berapa jam sehari dengan semua kegiatannya itu, dia bilang “Tidurnya cukup kok, seperti seharusnya. Aku tidur 5 jam sehari”. Trus tiba-tiba dia bilang “Salah satu kunci buat bisa sukses yaitu ngurangin tidur. You can sleep when u die” Saya ngerti maksudnya, yang namanya hidup ya kita harus melakukan sesuatu. Nanti akan ada saatnya kita bisa istirahat.
Ohya, mimpi dia adalah “Saya kerja sekarang ini supaya di umur 35 saya udah bisa pensiun. Cuma doing writing, travelling around the world…”, Wew! mimpinya seru.
Masih banyak pelajaran yang saya dapat dari dia. Kalau diceritain detail, bisa-bisa saya nggak tidur malam ini 😀 Karena Saya mau ngerjain Pe-eR mbak Ollie dulu… saya nggak mau kehilangan kesempatan buat dibolehin email ke dia selanjutnya 😉
I can’t say anything but thanks Mbak Ollie… 🙂 🙂