Cinta tanpa CV

Langkah ini sudah separuh, hampir kulihat deburan ombak yang bisa membelai.

Satu satu dijalani agar setapak ini genap menjadi sepuluh.

Sudah tak sabar rasanya membungkus diri dengan pasir hangat ditemani mentari.

Sedikit sedikit dibelai air yang terpercik dari gelombang pantai.

 

 

Cinta ini yang membuatnya jadi pasti.

Meretas semu menjadi aksi.

Kita pernah melewati satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan.

Tidak lengkap, ada longkap tapi aku bisa lihat dimana engkau sigap.

Mengapa kini tak lagi jadi sempat.

 

 

Melangkah pendek bukanlah kamu.

Selembar kertas itu sudah kulayangkan ke pangkuan ibu.

Tak semudah setuju, dia hanya ingin lihat kau maju.

Apakah tujuh yang kau lewati itu nyata bukan hanya palsu.

 

 

Tak ada itu cinta tanpa riwayat.

Menelan sesuap nasi saja kau butuh CV.

Ini CINTA, yang disebut dan diagungkan.

Haruskah kau mengalah pada apa yang disebut pengakuan?

 

 

Lambaian nyiur itu tak lagi sisa separuh.

Aku tegak di bawah mentari.

Ada segenggam air yang tak kan luruh.

Berpijak pada pasir yang menuntunku menari.

Hanya genap sepuluh yang kutunggu.

**

buat kamu, dia atau mereka.. yakin bisa lolos mencintai, tanpa CV?

15 thoughts on “Cinta tanpa CV

Leave a comment